MAKALAH
PROMOSI KESEHATAN
Tentang
METODE
& MEDIA PEMBELAJARAN PROMKES
Disusun
Oleh :
KELOMPOK 2
Andes
Basauli Simbolon
. Embar Wati
3.
Novianti
4.
Dwi
Kuncoro
5.
Eka
Sugandi
6.
Winston
Therensius
DIII
KEPERAWATAN
FAKULTAS
ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS
PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
T.A 2012/2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
serta memberikan perlindungandan kesehatan sehingga penyusun dapat menyusun
makalah dengan judul ”METODE
& MEDIA PEMBELAJARAN PROMKES”.
Dimana makalah ini sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas modul
PromKes I.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa
selama penyusunan makalah ini penyusun banyak menemui kesulitan
dikarenakan keterbatasan referensi dan keterbatasan penyusun
sendiri. Dengan adanya kendala dan keterbatasan yang dimiliki penyusun, maka
penyusun berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun makalah dengan
sebaik-baiknya.
Dalam kesempatan ini tidak lupa
penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan laporan ini, yaitu :
ü Dose
pembimbing PromKes.
ü Teman-teman
kelompok 2.
Sebagai manusia, penyusun menyadari
bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
perbaikan yang lebih baik dimasa yang akan datang.
Akhirnya semoga makalah ini
bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, Amin.
Jakarta,
21 September 2012
Penyusun,
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . .ii
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2.Rumusan Masalah
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . 1
1.3.Tujuan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.4.Sistematika Masalah . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1.
Metode Pembelajaran Promosi Kesehatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . .2
1. Metode Pendidikan Individual (Perorangan) . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2
2. Metode
Pendidikan Kelompok . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . .3
3. Metode Pendidikan Massa . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
4. Tujuan Metode Yang Digunakan . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
2.2. MEDIA PEMBELAJARAN PROMOSI KESEHATAN . . . . . . . . . . . . . . . . . .4
A. Pengertian Media Promosi Kesehatan . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
B. Jenis Media Pembelajaran . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .5
C. Tujuan Media Pembelajaran PromKes . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
D. Penggolongan
Media Pembelajaran PromKes . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . 6
E.
Karateristik
Media Pembelajaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . 7
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .13
3.2. Saran . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . .13
DAFTAR PUSTAKA iii
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
belakang
Pemikiran Dasar Promosi
Kesehatan pada hakikatnya ialah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan
kesehatan kpd masyarakat, kelompok atau individu. Suatu proses promosi
kesehatan yg menuju tercapainya tujuan pendidikan yaki perubahan perilaku
dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satunya yaitu metode. Metode harus
berbeda dengan sasaran massa dan sasaran individual.
Kesehatan merupakan totalitas dari
faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan,dan faktor keturunan yang
saling mempengaruhi satu sama lain. Status kesehatan akantercapai
secara optimal, jika keempat faktor secara bersama-sama memiliki kondisi
yangoptimal pula.
Istilah dan pengertian promosi
kesehatan adalah merupakan pengembangan dariistilah pengertian yang sudah
dikenal selama ini, seperti : Pendidikan Kesehatan, PenyuluhanKesehatan, KIE
(Komunikasi, Informasi dan Edukasi). Promosi kesehatan/pendidikankesehatan
merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang bergerak bukan hanya dalam
proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan
masyarakat tentangkesehatan semata, akan tetapi di dalamnya terdapat usaha
untuk memfasilitasi dalam rangka perubahan perilaku masyarakat.
1.2.
Rumusan Masalah
1.
Apa
Saja tentang Metode Pembelajaran Promosi Kesehatan ?
2.
Apa
Saja Media Pembelajaran Promosi Kesehatan
1.3.Tujuan
Masalah
1.
Mengetahui
tentang Metode Pembelajaran PromKes.
2.
Mengetahui
tentang Media Pembelajaran PromKes.
1.4.Sistematika
Masalah
BAB I : Pendahuluan
1.
Latar
Belakang
2.
Rumusan
Masalah
3.
Tujuan
Masalah
4.
Sistematika
Masalah
BAB II : Pembahasan
1.
Metode
Pembelajaran PromKes
2.
Media
Pembelajaran PromKes
BAB III : Penutup
Kesimpulan dan Saran
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. METODE PEMBELAJARAN PROMOSI
KESEHATAN
Tersedia banyak metode untuk
menyampaikan informasi dalam pelaksanaan promosi kesehatan. Pemilihan metode
dalam pelaksanaan promosi kesehatan harus dipertimbangkan secara cermat dengan
memperhatikan materi atau informasi yang akan disampaikan, keadaan penerima
informasi (termasuk sosial budaya) atau sasaran, dan hal-hal lain yang
merupakan lingkungan komunikasi seperti ruang dan waktu. Masing-masing metode
memiliki keunggulan dan kelemahan, sehingga penggunaan gabungan beberapa metode
sering dilakukan untuk mamaksimalkan hasil.
Pemberdayaan dapat dilakukan
dengan melihat metode: ceramah dan tanya jawab, dialog, debat, seminar,
kampanye, petisi/resolusi, dan lain-lain.
Sedangkan advokasi, dapat
dilakukan dengan pilihan metode: seminar, lobi dialog, negosiasi, debat,
petisi/resolusi, mobilisasi, dan lain-lain.
1. Metode Pendidikan Individual
(Perorangan)
Metode yang bersifat individual
digunakan untuk membina perilaku baru atau membina seseorang yang mulai
tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Setiap orang memiliki
masalah atau alas an yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau
perilaku baru tersebut.
Bentuk pendekatannya :
a. Bimbingan dan penyuluhan
(Guidence and counceling)
Perubahan perilaku terjadi karena adanya kontak yang intensif antara klien dengan petugas dan setiap masalahnya dapat diteliti dan dibantu penyelesainnya.
Perubahan perilaku terjadi karena adanya kontak yang intensif antara klien dengan petugas dan setiap masalahnya dapat diteliti dan dibantu penyelesainnya.
b. Wawancara (interview)
Untuk mengetahui apakah klien memiliki kesadaran dan pengertian yang kuat tentang informasi yang diberikan (prubahan perilaku ynag diharapkan).
Untuk mengetahui apakah klien memiliki kesadaran dan pengertian yang kuat tentang informasi yang diberikan (prubahan perilaku ynag diharapkan).
2. Metode
Pendidikan Kelompok
Dalam memilih metode pada
kelompok,yang harus diperhatikan adalah besarnya kelompok sasaran dan tingkat
pendidikan formalnya. Besarnya kelompok sasaran mempengaruhi efektifitas metode
yang digunakan.
a.
Kelompok besar
1) Ceramah
1) Ceramah
Sasaran dapat berpendidikan
tinggi maupun rendah. Penceramah harus menyiapkan dan menguasai materi serta
mempersiapkan media. Metode dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan
saecara lisan. Metode ini mudah dilaksanakan tetapi penerima informasi menjadi
pasif dan kegiatan menjadi membosankan jika terlalu lama.
2) Seminar
Metode seminar hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan formal menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi)dari suatu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat di masyarakat.
Metode seminar hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan formal menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi)dari suatu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat di masyarakat.
b.
Kelompok kecil
1) Diskusi kelompok
1) Diskusi kelompok
Metode yang dilaksanakan dalam
bentuk diskusi antara pemberi dan penerima informasi, biasanya untuk mengatasi
masalah. Metode ini mendorong penerima informasi berpikir kritis,
mengekspresikan pendapatnya secara bebas, menyumbangkan pikirannya untuk
memecahkan masalah bersama, mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa
alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang
seksama.
Kelemahan metode diskusi sebagai
berikut :
a. Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
b. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
c. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
d. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
a. Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
b. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
c. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
d. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
2) Curah pendapat (Brain
storming)
Diskusi dimana pada awal diskusi diberi kasus atau pemicu untuk menstimulasi tanggapan dari peserta.
Diskusi dimana pada awal diskusi diberi kasus atau pemicu untuk menstimulasi tanggapan dari peserta.
3) Bola salju (snow balling)
Metode dimana kesepakatan akan di dapat dari pemecahan menjadi kelompok yang lebih kecil, kemudian bergabung dengan kelompok yang lebih besar.
Metode dimana kesepakatan akan di dapat dari pemecahan menjadi kelompok yang lebih kecil, kemudian bergabung dengan kelompok yang lebih besar.
4) Kelompok-kelompok kecil (Buzz
group)
Kelompok dibagi menjadi kelompok kecil untuk mendiskusikan masalah kemudian kesepakatan di kelompok kecil disampaikan oleh tiap kelompok dan kemudian di diskusikan untuk diambil kesimpulan.
Kelompok dibagi menjadi kelompok kecil untuk mendiskusikan masalah kemudian kesepakatan di kelompok kecil disampaikan oleh tiap kelompok dan kemudian di diskusikan untuk diambil kesimpulan.
5) Memainkan peranan (role play)
Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran tertentu untuk memainkan peranan.
Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran tertentu untuk memainkan peranan.
6) Permainan simulasi (simulation
game)
Merupakan gabungan antara role play dengan diskusi kelompok.
3. Metode Pendidikan Massa
Merupakan gabungan antara role play dengan diskusi kelompok.
3. Metode Pendidikan Massa
Metode ini untuk mengomunikasikan
pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat. Sasaran pendidikan pada
metode ini bersifat umum tanpa membedakan umur, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, status sosial, ekonomi dan sebagainya, sehingga pesan-pesan
kesehatan dirancang sedemikian rupa agar dapat ditangkap oleh massa tersebut.
Metode ini bertujuan untuk mengguagah kesadaran masyarakat terhadap suatu
inovasi. Metode ini biasanya bersifat tidak langsung.
a. Ceramah umum (public speaking)
b. Pidato/diskusi
c. Simulasi
d. Menggunakan media televisi
e. Menggunakan media surat kabar
f. Bill board
a. Ceramah umum (public speaking)
b. Pidato/diskusi
c. Simulasi
d. Menggunakan media televisi
e. Menggunakan media surat kabar
f. Bill board
Berikut ini merupakan contoh menentukan
metode promosi kesehatan yang digunakan sesuai dengan tujuan dari pelaksanaan
promosi kesehatannya :
4. Tujuan Metode
Yang Digunakan
·
Untuk meningkatkan kesadaran akan
kesehatan ceramah, kerja kelompok, mass media, seminar, kampanye.
·
Menambah pengetahuan
·
Menyediakan informasi One-to-one
teaching, seminar, media masa, kampanye, group teaching.
Self-empowering
Self-empowering
·
Meningkatkan kesadaran diri,
mengambil keputusan Kerja kelompok, latihan (training), simulasi, metode
pemecahan masalah, peer teaching method.
·
Mengubah kebiasaan
·
Mengubah gaya hidup individu
Kerja kelompok, latihan keterampilan, training, metode debat.
·
Mengubah lingkungan Bekerja sama
dengan pemerintah untuk membuat kebijakan berkaitan dengan kesehatan.
Metode-metode yang disebutkan di
atas hanyalah beberapa dari banyak metode lainnya. Metode-metode tersebut dapat
digabung atau dimodifikasi oleh tim promosi kesehatan disesuaikan dengan
penerima pean dan sarananya. Selain itu, metode yang digunakan juga disesuaikan
dengan tujuan dari promosi kesehatan yang dilaksanakan.
2.2. MEDIA PEMBELAJARAN PROMOSI
KESEHATAN
A. Pengertian Media
Promosi Kesehatan
Kata
“media” berasal dari bahasa latin “medius” yang berarti “tengah”,”peramana”atau”pengantar”jika
diartikan secara harfiah dalam bahasa arab, media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Dengan demikian, maka media merupakan wahana penyalur
informasi belajar atau penyalur pesan.
Berkaitan
dengan pengertian media, Azhar Arsyad dalam bukunya “ Media Pembelajaran”
mengutip dari beberapa ahli yaitu sbb :
1.
GERLACH
& Ely, 1971 mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar
adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi sehingga membuat
siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.
2.
AECT
( Association Of Education and Communication Technology, 1977 ) media adalah
segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi /mediator.
3.
Heinich,dkk,
1982 mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi
antara sumber dan penerima. Jadi Tv, film, radio, rekaman, audio, gambar yang
diproyeksikan , bahan-bahan cetak dan sejanisnya adalah media komunikasi.
4.
Education
Association mendefinisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasikan
,dilihat,didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan
dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas
program instructional.
5. Media
pembelajaran atau media pendidikan adalah seluruh alat dan bahan yang dapat
dipakai untuk media pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah
dan sebagainya (Rossi & Breidle, 1966: 3)
6. Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun
audio visual, termasuk teknologi perangkat kerasnya (NEA, 1969)
7.
Alat untuk memberikan perangsang
bagi siswa supaya terjadi proses belajar (Briggs, 1970)
Dari berbagai pendapat di atas,
dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya semua pendapat tersebut
memposisikan media sebagai suatu alat atau sejenisnya yang dapat dipergunakan
sebagai pembawa pesan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Pesan yang dimaksud
adalah materi pelajaran, dimana keberadaan media tersebut dimaksudkan agar
pesan dapat lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa. Bila media adalah
sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda,
ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan
keterampilan.
Media promosi kesehatan adalah semua sarana
atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh
komunikator, baik itumelaluimedia cetak, elektronika danmedia luar ruang,
sehingga sasaran dapatmeningkat pengetahuannya yang akhirnya dapat berubah
perilaku ke arah positif terhadap kesehatan. (Soekidjo:2005).
B. Jenis Media
Pembelajaran
Ada tiga unsur pokok Media pembelajaran,
yaitu suara, visual dan gerak. Bentuk visual itu sendiri dibedakan lagi pada
tiga bentuk, yaitu gambar visual, garis, dan simbol. ada 4 klasifikasi media
pembelajaran, yaitu:
1. Alat-alat
visual yang dapat dilihat, misalnya filmstrip, transparansi, micro
projection, papan tulis, buletin board, gambar-gambar,
ilustrasi, chart, grafik, poster, peta dan globe.
2. Alat-alat
yang bersifat auditif atau hanya dapat didengar misalnya; phonograph
record,transkripsi electris, radio, rekaman pada tape
recorder.
3. Alat-alat
yang bisa dilihat dan didengar, misalnya film dan televisi, benda-benda tiga
dimensi yang biasanya dipertunjukkan, misalnya; model, spicemens,
bak pasir, peta elektris, koleksi diorama.
4. Dramatisasi,
bermain peran, sosiodrama, sandiwara boneka, dan lingkungan.
C. Tujuan Media Pembelajaran
PromKes
Dalam proses belajar mengajar
kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Tujuan media promosi
kesehatan:
• Media dapat mempermudah penyampaian informasi
• Media dapat menghindari kesalahan persepsi
• Dapat memperjelas informasi
• Media dapat mempermudah pengertian
• Mengurangi komunikasi yang verbalistik
• Dapatmenampilkan obyek yang tidak bisa ditangkap mata
• Memperlancar komunikasi
D. Penggolongan Media Pembelajaran PromKes
• Media dapat mempermudah penyampaian informasi
• Media dapat menghindari kesalahan persepsi
• Dapat memperjelas informasi
• Media dapat mempermudah pengertian
• Mengurangi komunikasi yang verbalistik
• Dapatmenampilkan obyek yang tidak bisa ditangkap mata
• Memperlancar komunikasi
D. Penggolongan Media Pembelajaran PromKes
1. Berdasarakan
bentuk umum penggunaan
a. Bahan bacaan : modul, buku rujukan/bacaan, leaflet majalah, buletin, tabloid dll
b. Bahan peragaan : poster tunggal, poster seri, flip chart, transparansi, slide, film dll
a. Bahan bacaan : modul, buku rujukan/bacaan, leaflet majalah, buletin, tabloid dll
b. Bahan peragaan : poster tunggal, poster seri, flip chart, transparansi, slide, film dll
2.
. Berdasarkan cara produksi
a.
Media cetak yaitu suatu media
statis dan mengutamakan pesan–pesan visual. Pada umumnya terdiri dari gambaran
sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Contoh : Poster, Leaflet,
Brosur, Majalah, Surat Kabar, Lembar Balik, Stiker, Pamflet. Fungsi Utama :
Memberi Informasi dan Menghibur.
ü
Kelebihan: Tahan lama, Mencakup
banyak orang, Biaya tidak terlalu tinggi, Tidak perlu energi listrik, Dapat
dibawa, Mempermudah pemahaman, Meningkatkan gairah belajar.
ü Kelemahan
: Tidak dapat mensimulasi efek suara dan efek gerak, Mudah terlipat
b. Media
elektronik yaitu suatu media bergerak dan dinamis dapat dilihat dan didengar
dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika. Contoh : Televisi,
Radio, Film, Kaset, CD, VCD, DVD, Slide Show, CD Interactive, dan lain-lain.
ü
Kelebihan: Sudah dikenal
masyarakat, Melibatkan semua panca indra, Lebihmudah dipahami, Lebihmenarik
karena ada suara & gambar, Bertatap muka penyajian dapat dikendalikan,
jangkauan relatif lebih besar / luas, Sebagai alat diskusi dapat diulang-ulang.
ü
Kelemahan: Biaya lebih tinggi,
Sedikit rumit, Memerlukan energi listrik, Diperlukan alat canggih dalamproses
produksi, Perlu persiapan yang matang, Peralatan yang selalu berkembang&
berubah, Perlu ketrampilan penyimpanan, Perlu ketrampilan dalam pengoperasian.
c. Media luar ruang yaitu suatu media yang
menyampaikan pesannya di luar ruang secara umummelalui media cetak dan
elektronik secara statis . Contoh : Papan Reklame, Spanduk, Pameran, Banner, TV
Layar Lebar, dan lain-lain.
ü
Kelebihan: Sebagai informasi
umumdan hiburan, Melibatkan semua panca indra, Lebihmenarik karena ada suara
dan gambar, Adanya tatapmuka, Penyajian dapat dikendalikan, Jangkauan relatif
lebih luas
ü Kelemahan:
Biaya lebih tinggi, Sedikit rumit, Ada yang memerlukan listrik dan atau alat
canggih, Perlu kesiapan yang matang, Peralatan yang selalu berkembang dan
berubah, Perlu ketrampilan penyimpanan.
Penggunaan media pembelajaran
adalah merupakan komponen instruksional dalam pelaksanaan proses belajar
mengajar. Dalam perkembangannya kemudian penggunaan media pembelajaran menjadi
semakin penting. Sementara disisi lain jenis media pembelajaran mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai akibat dari perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut jenis media yang dapat dipergunakan
dalam proses belajar mengajar semakin beragam. Jenis media pembelajaran yang
dapat digunakan tersebut baik yang berbentuk visual maupun audio visual.
3. Dilihat
dari jenisnya, media dapat dibagi 3 bagian, yaitu :
a.
Media auditif yaitu media yang
hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti
radio dan rekaman suara.
b.
Media visual yaitu media yang hanya dapat
dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Jenis media yang tergolong ke dalam
media visual adalah: film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan
berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya.
c. Media audio visual yaitu jenis media yang selain
mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya
rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya.
Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung
kedua unsur jenis media yang pertama dan kedua.
Media
audio visual dapat dibagi dalam 2 bagian, yaitu :
1. Audiovisual
diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diamseperti film bingkai
suara, film rangkai suara, cetak suara.
2. Audiovisual
gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsure-unsur suara dan gambar yang
bergerak seperti film suara dan video cassette. Pembagian lain dari media ini
adalah :
ü
Audiovisual
murni yaitu : baik unsur suara maupun gambar berasal dari suatu sumber seperti
film, video cassette.
ü
Audiovisual
tidak murni, yaitu : unsur suara dan unsure gambarnya berasal dari sumber yang
berbeda, misalnya : film bingkai suarayang unsure gambarny bersumber dari
slides proyektor.
E. Karateristik
Media Pembelajaran
Karateristik
media pembelajaran ada ada 3 bagian yaitu media grafis, media tiga dimensi dan
media proyeksi.
A. Media
Grafis (Grafika)
ü
Media grafis adalah media visual
yang menyajikan fakta, ide atau gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat,
angka-angka, dan simbol/gambar. Grafis biasanya digunakan untuk menarik
perhatian, memperjelas sajian ide, dan mengilustrasikan fakta-fakta sehingga
menarik dan diingat orang.
a. Yang
termasuk media grafis antara lain :
1. Grafik,
yaitu penyajian data berangka melalui perpaduan antara angka, garis, dan
simbol.
2. Diagram,
yaitu gambaran yang sederhana yang dirancang untuk memperlihatkan hubungan
timbal balik yang biasanya disajikan melalui garis-garis simbol.
3. Bagan,
yaitu perpaduan sajian kata-kata, garis, dan simbol yang merupakan ringkasan
suatu proses, perkembangan, atau hubungan-hubungan penting.
4. Sketsa,
yaitu gambar yang sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian
pokok dari suatu bentuk gambar.
5. Poster,
yaitu sajian kombinasi visual yang jelas, menyolok, dan menarik dengan maksud
untuk menarik perhatian orang yang lewat.
6. Papan
Flanel, yaitu papan yang berlapis kain flanel untuk menyajikan gambar atau
kata-kata yang mudah ditempel dan mudah pula dilepas.
7. Bulletin
Board, yaitu papan biasa tanpa dilapisi kain flanel. Gambar-gambar atau
tulisan-tulisan biasanya langsung ditempelkan dengan menggunakan lem atau alat
penempel lainnya.
b. Kelebihan
Media Grafis adalah:
1. Dapat
mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa terhadap pesan yang disajikan.
2. Dapat
dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik perhatian siswa.
3. Pembuatannya
mudah dan harganya murah.
c. Kelemahan
Media Grafis adalah:
1. Membutuhkan
keterampilan khusus dalam pembuatannya, terutama untuk grafis yang lebih
kompleks.
2. Penyajian
pesan hanya berupa unsur visual.
Media cetakan dan grafis di dalam
proses belajar mengajar paling banyak dan paling sering digunakan. Media ini
termasuk kategori media visual non proyeksi yang berfungsi untuk menyalurkan
pesan dari pemberi ke penerima pesan (dari guru kepada siswa).
Pesan yang dituangkan dalam bentuk
tulisan, huruf-huruf, gambar-gambar dan simbol yang mengandung harti disebut
”Media Grafis”. Media grafis termasuk media visual diam, sebagaimana halnya
dengan media lain media grafis mempunyai fungsi untuk menyalurkan pesan dari
guru kepada siswa. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan yang
dituangkan ke dalam simbol-simbol yang menarik dan jelas. Media ini tidak
termasuk media yang relatif murah dalam pengadaannya bila ditimbang dari segi
biaya.
Fungsi dari media grafis adalah
menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu
fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan
verbal. Jenis-jenis media grafis adalah:
1) Diagram
ü
Diagram adalah suatu
gambaran-gambaran sederhana untuk memperlihatkan hubungan timbale balik,
terutama dengan garis-garis diagram yang baik adalah sangat sederhana yakni
hanya bagian-bagian terpenting saja yang diperlihatkan.
ü
Berdasarkan konsep tersebut di atas,
kiranya penggunaan media diagram dalam proses pembelajaran akan sangat membantu
bagi guru maupun siswa dalam menyimak materi pelajaran, karena pada dasarnya
diagram merupakan ringkasan visual yang padat mengenai fakta-fakta dan gagasan
yang akan diuraikan.
ü
Media grafis
adalah media yang digunakan yang berusaha memadukan antara kata-kata dengan
gambar. Dalam bahasa Yunani Grafikos berarti melukiskan atau menggambarkan
garis-garis. Media tersebut terdiri dari beberapa jenis yaitu:
1. Bagan
adalah kombinasi antara media grafis dan gambar foto yang dirancang untuk
memfisualisasikan secara logis dan teratur mengenai fakta pokok atau gagasan.
2. Diagram
adalah suatu gambaran sederhana yang dirancang untuk memperlihatkan hubungan
timbal balik terutama dengan garis-garis.
3. Grafik
adalah penyajian data berangka yang memuat nilai informasi yang berfaedah dan
menggambarkan hubungan penting dari suatu data. Jenis grafik terdiri dari grafik batang
, grafik garis, grafik gambar, dan grafik pencar.
4. Poster
adalah kombinasi visual dari rancangan yang kuat dengan warna dan
pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat.
5. Kartun
adalah penggambaran secara sederhana dalam bentuk lukisan dan karikatur tentang
orang, gagasan atau situasi untuk mempengaruhi opini masyarakat.
6. Komik
adalah merupakan suatu rangkaian cerita yang bergambar yan dirancang untuk
memberikan hiburan kepada pembaca.
Dari beberapa jenis media grafis tersebut diatas maka dalam proses belajar
mengajar dapat dipilih dengan menyesuaikan dengan jenis dan metode pembelajaran
yang digunakan. Hal tersebut diharapkan dapat mempertinggi dan meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan.
B. Media
Tiga Dimensi
Salah satu bentuk media pembelajaran yang termasuk dalam kategori tiga
dimensi adalah benda-benda asli, atau wujud kenyataan kondisi yang sebenarnya.
Dari segi efektivitas pengajaran, penggunaan benda sebenarnya sebagai media
pembelajaran dapat memberikan urunan yang cukup berarti, terutama dari
pemerolehan pengalaman yang bersifat langsung dan kongkrit. Karena segala
peristiwa yang terungkap di dalam jalinan interaksi dengan media sebenarnya
tersebut, cukuplah untuk mendapatkan peng-alaman langsung, lengkap dan kesan
yang mendalam dari apa yang dipelajari, tepatlah apabila kita belajar melalui
benda-benda atau keadaan yang sebenarnya. Ada yang menyebut media ini sebagai
alat peraga langsung.
Ada dua istilah untuk menggolongkan benda sebenarnya (real things), yaitu
obyek (object) dan benda atau barang contoh (specimen). Benda asli disebut
obyek dimaksudkan untuk semua benda yang masih asli, alami seperti dimana ia
hidup dan berada.Untuk mempelajari obyek, kita dapat menyelenggarakan widya
wisata, sehingga bertemu dengan benda-benda asli dimana ia seharusnya berada.
Sedangkan specimen atau bendaatau barang contoh dimaksudkan untuk benda-benda
asli atau sebagian dari benda-benda asli yang digunakan sebagai contoh. Jadi
specimen pun juga benda asli yang mewakili benda aslinya yang sebenarnya
berjumlah sangat banyak atau benda aslinya berukuran sangat besar atau luas
atau utuh, sedangkan specimen sebagi-an kecil dari padanya atau ia hanya
mewakili jenisnya saja.
Media tiga dimensi yang sering
digunakan dalam proses belajar mengajar adalah media boneka atau model dalam
bentuk lain. Model adalah merupakan tiruan tiga dimensional dari beberapa obyek
nyata yang terlalu besar, terlalu jauh, terlalu kecil atau sangat langka
dan sulit dijangkau. Oleh sebab itu
model sangat efektif untuk megkomunikasikan hakikat dari berbagai
benda baik dalam bentuk/karakteristik luar maupun karakteristik bagian
dalam benda tertentu.
Selain media tiga dimensi juga dikenal media dua dimensi. Salah satu media
dua dimensi yang paling dikenal dalam masyarakat adalah gambar fotografi.
Gambar fotografi sebagai media pembelajaran sangat dikenal karena penggunaan
mudah serta biaya yang tidak terlalu tinggi. Beberapa
kriteria gambar fotografi antara lain:
1) Bersifat
dua dimensi, sehingga perlu penambahan dampak tiga dimensional kepada bentuk
dan kesan kedalam (depth) yang jelas.
2) Bersifat
diam (still picture), sehingga amat sesuai untuk mengungkapkan
fakta dan peristiwa yang bersipat aktual
3) Bersifat
rekaman fakta, sehingga cocok sekali untuk tujuan pembelajaran yang
mengungkapkan rincian fotografis yang memerlukan kecermatan pengamatan atau
penelitian.
4) Bersifat still-life,
berkesan hidup, dengan demikian media ini memerlukan sentuhan artistik seperti
komposisi, keseimbangan titik perhatian, pewarnaan serta kualitas teknik yang
memadai.
C. Media
Proyeksi
Media proyeksi adalah merupakan media yang juga sering digunakan dalam
proses belajar mengajar. Beberapa jenis media proyeksi yang
umum digunakan adalah:
1) Over
head Projector atau OHP adalah merupakan jenis perangkat keras
berupa perangkat oudivisual sederhana yang terdiri dari sebah kotak
dengan bagian atas sebagai landasan luas untuk meletakkan materi yang
dibawakan. Cahaya yang kuat kemudian memproyeksikan materi tersebut yang dibuat
dalam lkertas transparan sebagai media proyeksi.
2) Slide
dan film strip adalah gambar dalam bentuk positif karya fotografi atau dengan
tangan sendiri. Film strip dan slide hampir sama, yang membedakan hanya media
yang digunakan. Jika slide terpisah semetara films strip bersambung seperti
film dan biasanya disertai dengan suara.
D. Media
Lingkungan
Lingkungan juga sebagai media dan
sumber belajar para siswa dapat dioptimalkan dalam proses pembelajaran untuk
memperkaya bahan dan kegiatan belajar siswa di sekolah. Prosedur belajar untuk
memanfaatkan lingkungan sebagai media dan sumber belajar ditempuh melalui
beberapa cara antara lain survey, berkemah, karyawisata pendidikan, praktek
lapangan, pelayanan pada masyarakat,manusia sumber. Ada tiga macam lingkungan
belajar yakni lingkungan sosial, lingkungan alam, dan lingkungan buatan.
Agar penggunaan lingkungan sebagai
media dan sumber belajar berhasil baik hendaknya dipersiapkan secara saksama
melalui tiga tahapan kegiatan yakni tahap persiapan ,pelaksanaan dan tindak
lanjut. Dalam setiap tahapan di atas hendaknya dilibatkan guru dan siswa
sehingga semua kegiatan belajar dan pemanfaatan lingkungan belajar menjadi tanggung
jawab para siswa itu sendiri, dan guru menjadi fasilitator.
Masih banyak orang beranggapan bahwa
media pembelajaran selalu terkait dengan teknologi tinggi, elektronika, digital
dan biaya mahal contohnya yang kita kenal sebagai media pembelajaran adalah
media cetak, Transparansi, Audio, Slide Suara, Video, Multimedia Interaktif,
E-learning. Namun sesungguhnya hal tersebut merupakan pemikiran yang sempit
dalam memaknai arti dari sebuah media pembelajaran.
E. Kriteria
Memilih media Pembelajaran
Dalam awal perkembangannya, media
memiliki posisi sebagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran, yaitu alat
bantu mengajar bagi guru (teaching aids). Sebagai alat bantu dalam mengajar,
media diharapkan dapat memberikan pengalaman kongkret, motivasi belajar, mempertinggi
daya serap dan retensi belajar siswa.
Dengan kemajuan teknologi di berbagai bidang,
misalnya dalam teknologi komunikasi dan informasi pada saat ini, media
pembelajaran memiliki posisi sentral dalam proses belajar dan bukan semata-mata
sebagai alat bantu. Media adalah bagian integral dari proses belajar mengajar.
Dalam posisi seperti ini, penggunaan media pembelajaran dikaitkan dengan
apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media, yang mungkin tidak mampu
dilakukan oleh guru (atau guru melakukannya kurang efisien).
Dengan kata lain, bahwa posisi guru
sebagai fasilitator dan media memiliki posisi sebagai sumber belajar yang
menyangkut keseluruhan lingkungan di sekitar pembelajar.
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media
adalah tujuan instruksional yang ingin dicapai, karakteristik siswa, jenis
rangsangan belajar yang diinginkan, keadaan latar belakang dan lingkungan
siswa, situasi kondisi setempat dan luas jangkauan yang ingin dilayani.
Faktor-faktor tersebut pada akhirnya harus diterjemahkan dalam norma/kriteria
keputusan pemilihan.
Dalam hal ini Dick dan Carey menyebutkan bahwa disamping kesesuaian dengan
tujuan perilaku belajarnya, setidaknya masih ada empat faktor lagi yang perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan media yaitu : pertama, ketersedian sumber
setempat yaitu apabila media yang bersangkutan tidak terdapat sumber-sumber
yang ada, maka harus dibeli atau dibuat sendiri. Kedua, apakah untuk membeli
atau memproduksi sendiri tersebut ada dana, tenaga, dan fasilitasnya. Ketiga, adalah
faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media yang
bersangkutan untuk waktu yang lama artinya bias digunakan dimanapun dengan
peralatan yang ada di sekitarnya dan kapanpun serta mudah di bawa atau
dipindahkan. Faktor keempat, adalah efektifitas biayanya dalam jangka waktu
yang panjang, sebab ada jenis media yang biaya produksinya mahal (contohnya
program film bingkai) tetapi dapat dipakai berulang-ulang dalam jangka waktu
yang panjang.
Sumanto menjelaskan beberapa
kriteria dalam memilih media untuk kepentingan pembelajaran yaitu
bahwa dalam memilih media pembelajaran harus memperhatikan kriteria berikut
yaitu;
(a) Ketepatannya dengan tujuan
pembelajaran,
(b) dukungannya terhadap isi bahan
pelajaran,
(c) kemudahan memperoleh media,
(d) keterampilan guru
menggunakannya,
(e) tersedia waktu untuk
menggunakannya, dan
(f) sesuai dengan taraf fikir siswa.
Selain kriteria tersebut di atas Suryosubroto mengemukakan bahwa kriteria
memilih media pembelajaran juga harus mempertimbangkan beberapa hal yaitu,
ü media tersebut praktis,
ü Luwes,
ü Bertahan,
ü Memiliki mutu teknis.
Media yang digunakan dalam proses belajar mengajar haruslah memiliki
kualitas dan mutu yang baik meskipun media tersebut adalah merupakan hasil
karya guru sendiri, nilainya tidak mahal, sederhana dan seterusnya. Karena
dalam pemilihan media pembelajaran tidak perlu dipaksakan, karena media
pengajaran yang mahal dan membutuhkan waktu lama dalam pembuatannya belum tentu
menjadi jaminan sebagai media pengajaran yang terbaik. Media yang dipilih
seharusnya dapat bersifat fleksibel dan dapat digunakan dimana-mana dengan
peralatan yang tersedia disekitar kita.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemikiran Dasar Promosi Kesehatan
pada hakikatnya ialah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan
kpd masyarakat, kelompok atau individu. Suatu proses promosi kesehatan yg
menuju tercapainya tujuan pendidikan yaki perubahan perilaku dipengaruhi oleh
banyak faktor. Salah satunya yaitu metode. Metode harus berbeda dengan sasaran
massa dan sasaran individual.
Banyak metode untuk menyampaikan
informasi dalam pelaksanaan promosi kesehatan. Pemilihan metode dalam
pelaksanaan promosi kesehatan harus dipertimbangkan secara cermat dengan
memperhatikan materi atau informasi yang akan disampaikan, keadaan penerima
informasi (termasuk sosial budaya) atau sasaran, dan hal-hal lain yang
merupakan lingkungan komunikasi seperti ruang dan waktu. Masing-masing metode
memiliki keunggulan dan kelemahan, sehingga penggunaan gabungan beberapa metode
sering dilakukan untuk mamaksimalkan hasil. Pemberdayaan
dapat dilakukan dengan melihat metode: ceramah dan tanya jawab, dialog, debat,
seminar, kampanye, petisi/resolusi, dan lain-lain.
Media
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Dengan demikian, maka media merupakan wahana penyalur
informasi belajar atau penyalur pesan.
Media yang digunakan dalam proses belajar mengajar haruslah memiliki
kualitas dan mutu yang baik meskipun media tersebut adalah merupakan hasil
karya guru sendiri, nilainya tidak mahal, sederhana dan seterusnya. Karena
dalam pemilihan media pembelajaran tidak perlu dipaksakan, karena media
pengajaran yang mahal dan membutuhkan waktu lama dalam pembuatannya belum tentu
menjadi jaminan sebagai media pengajaran yang terbaik.
3.2 Saran
Diharapkan kepada pemerintah untuk melakukan perubahan perilaku
masyarakat melalui program metode dan media pembelajaran promosi kesehatan yang
sifatnya menyeluruh guna menciptakan perubahan perilaku dan lingkungannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI,
Pusat Promosi Kesehatan, Pedoman Pelaksanaan Promoosi Kesehatan di Daerah,
Jakarta 2009
Departemen Kesehatan RI,
Pusat promosi Kesehatan, Pedoman Pengelolaan Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian
PHBS, Jakarta 2008
http://www.scribd.com/doc/26785825/ A-Pendahuluan-Latar-Belakang-Promosi-Kesehatan-Merupaka
http://www.pamsimas.org.
2009. Metode dan Media Promosi Kesehatan. Diakses pada tanggal 21 September
2012.
Mubarak. Nurul.
Khoirul. Supradi. 2007. Proomosi kesehatan. Graha Ilmu. Yogyakarta