Selasa, 30 Oktober 2012

MENDOKUMENTASIKAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


MENDOKUMENTASIKAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


                                            

Disusun Oleh :

KELOMPOK 4
KHAIRUL MUFTI                                   ( 111.0701.006 )
EKA SUGANDI                                        ( 111.0701.009 )
SUDARMANSYAH                                  ( 111.0701.023 )
ANDES BASAULI SIMBOLON              ( 111.0701.030 )

DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

T.A  2012/2013




KATA PENGANTAR


Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah_Nya serta memberikan perlindungan dan kesehatan sehingga penyusun dapat menyusun makalah dengan judul Mendokumentasikan Implementasi Keperawatan. Dimana makalah ini sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas modul Dokumentasi Keperawatan.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa selama penyusunan makalah ini penyusun banyak  menemui kesulitan dikarenakan keterbatasan  referensi dan keterbatasan penyusun sendiri. Dengan adanya kendala dan keterbatasan yang dimiliki penyusun, maka penyusun berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun makalah dengan sebaik-baiknya.

Dalam kesempatan ini tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, yaitu :
ü  Dose pembimbing  Dokumentasi Keperawatan.
ü  Teman-teman kelompok 4.

Sebagai manusia, penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi perbaikan yang lebih baik dimasa yang akan datang.

Akhirnya, semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, Terima Kasih.



Jakarta, 23 Oktober 2012





Penyusun,



(  Kelompok 4  )



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………     ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………  iii
BAB I                         : PENDAHULUAN
                        1.1. Latar Belakang………………………………………………………   1
1.2. Tujuan Penulisan……………………………………………………     1
1.3. Manfaat Penulisan…………………………………………………..     2
1.4. Sistematika Penulisan……………………………………………….     2
BAB II                        : PEMBAHASAN
                        2.1.Pengertian Dokumentasi Keperawatan Tahap Implementasi………          4
                        2.2. Pedoman Dalam Melaksanakan Implementasi Keperawatan………        5
                        2.3. Kategori Dalam Implementasi Keperawatan……………………….       5
                        2.4. Metode Implementasi……………………………………………….    6
                        2.5. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan…………………………………..      7
                        2.6. Hal-Hal yang Harus Didokumentasikan……………………………       8
                        2.7. Petunjuk Pendokumentasian Pelaksanaan (Implementasi)……….            9
                        2.8. Tujuan Dokumentasi Pelaksanaan (Implementasi)………………..         10
                        2.9. Kegunaan Dokumentasi Implementasi……………………………...     10       
BAB III                      : PENUTUP
                        3.1. Kesimpulan………………………………………………………….    12
                        3.2. Saran…………………………………………………………………  12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….  13






BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Proses keperawatan sebagai alat bagi perawat untuk melaksanakan asuhan keperawatan yang dilakukan pada pasien memiliki arti penting bagi kedua belah pihak yaitu perawat dan klien. Sebagai seorang perawat proses keperawatan dapat digunakan sebagai pedoman dalam pemecahan masalah klien, dapat menunjukkan profesi yang memiliki profesionalitas yang tinggi, serta dapat memberikan kebebasan kepada klien untuk mendapatkan pelayanan yang cukup sesuai dengan kebutuhannya, sehingga dapat dirasakan manfaatnya baik dari perawat maupun klien, manfaat tersebut antara lain dapat meningkatkan kemandirian pada perawat dalam melaksanakan tugasnya karena didalam proses keperawatan terdapat metode ilmiah keperawatan yang berupa langkah-langkah proses keperawatan, akan dapat meningkatkan kepercayaan diri perawat dalam melaksanakan tugas, karena klien akan merasakan kepuasan setelah dilakukan asuhan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan, akan dapat selalu meningkatkan kemampuan intelektual dan teknikal dalam tindakan keperawatan karena melalui proses keperawatan dituntut mampu memecahkan masalah yang baru sesuai dengan masalah yang dialami klien, sehingga akan timbul perasaan akan kepuasan kerja.
Dengan proses keperawatan, rasa tanggung jawab dan tanggung gugat bagi perawat itu dapat dimiliki dan dapat digunakan dalam tindakan-tindakan yang merugikan atau menghindari tindakan yang legal. Semua tatanan perawatan kesehatan secara hukum perlu mencatat observasi keperawatan, perawatan yang diberikan, dan respons pasien.
Berfungsi sebagai alat komunikasi dan sumber untuk membantu dalam menentukan keefektifan perawatan dan untuk membantu menyusun prioritas keperawatan berkesinambungan.

1.2
. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
1.      Menjamin asuhan keperawatan secara optimal.
2.      Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.
Tujuan Khusus
1.      Mengakhiri rencana tindakan keperawatan.
2.      Menyatakan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum.
3.      Memodifikasi rencana tindakan keperawatan.
4.      Meneruskan rencana tindakan keperawatan.
5.      Dapat menentukan penyebab apabila tujuan asuhan keperawatan belum tercapai.

1.3. Manfaat Penulisan
1. Untuk menentukan perkembangan kesehatan klien.
2. Untuk menilai efektifitas, efisiensi dan produktifitas asuhan keperawatan yang diberikan.
3. Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan.
4. Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun siklus baru dalam proses keperawatan.
5. Menunjang tanggung gugat dan tanggung jawab dalam pelaksanaan keperawatan

1.4. Sistematika Penulisan
BAB I             : Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan Penulisan
1.3. Manfaat Penulisan
1.4. Sistematika Penulisan
BAB II                        : Pembahasan
                        2.1.Pengertian Dokumentasi Keperawatan Tahap Implementasi
                        2.2. Pedoman dalam Melaksanakan Implementasi Keperawatan
                        2.3. Kategori dalam Implementasi Keperawatan
                        2.4. Metode Implementasi
                        2.5. Hal-hal yang perlu diperhatikan
                        2.6. Hal-hal yang harus didokumentasikan
                        2.7. Petunjuk Pendokumentasian Pelaksanaan (Implementasi)
                        2.8. Tujuan Dokumentasi Pelaksanaan (Implementasi)
                        2.9. Kegunaan dokumentasi implementasi

BAB III          : Penutup
                        3.1. Kesimpulan
                        3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA









BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Dokumentasi Keperawatan Tahap Implementasi
Dokumentasi penting dalam perawatan kesehatan sekarang ini. Dokumentasi didefinisikan sebagai segala sesuatu yang tertulis atau tercetak yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang. Catatan medis harus mendeskripsikan tentang status dan kebutuhan klien yang komprehensif, juga layanan yang diberikan untuk perawatan klien. Dokumentasi yang baik mencerminkan tidak hanya kualitas perawatan tetapi juga membuktikan pertanggunggugatan setiap anggota tim perawatan dalam memberikan perawatan.
Implementasi merupakan komponen dari proses keperawatan, adalah kategori dari perilaku keperawatan di mana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan. Implementasi mencakup melakukan, membantu, atau mengarahkan kinerja aktivitas kehidupan sehari-hari, memberikan arahan perawatan untuk mencapai tujuan yang berpusat pada klien, menyelia dan mengevaluasi kerja anggota staf, dan mencacat serta melakukan pertukaran informasi yang relevan dengan perawatan kesehatan berkelanjutan dari klien.
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 1997).
Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari. Untuk kesuksesan pelaksanaan implementasi keperawatan agar sesuai dengan rencana keperawatan, perawat harus mempunyai kemampuan kognitif (intelektual), kemampuan dalam hubungan interpersonal, dan keterampilan dalam melakukan tindakan. Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi. (Kozier et al., 1995).
Implementasi merupakan pelaksanaan dari rencana intervensi keperawatan. Komponen yang ada pada format dokumentasi implementasi pada pemenuhan kebutuhan keselamatan dan keamanan :
a.       Nama pasien, umur.
b.      Ruangan, kamar, bed.
c.       Nomor registrasi, nomor rekam medik.
d.      Hari, tanggal , dan waktu.
e.       Nomor diagnosa.
f.       Tindakan keperawatan dan hasil, respon klien.
g.      Paraf dan nama jelas perawat.

2.2. Pedoman dalam Melaksanakan Implementasi Keperawatan
Beberapa pedoman dalam pelaksanaan implementasi keperawatan (Kozier et al,. 1995) adalah sebagai berikut:
1.      Berdasarkan respons klien.
2.      Berdasarkan ilmu pengetahuan, hasil penelitian keperawatan, standar pelayanan professional, hukum dan kode etik keperawatan.
3.      Berdasarkan penggunaan sumber-sumber yang tersedia.
4.      Sesuai dengan tanggung jawab dan tanggung gugat profesi keperawatan.
5.      Mengerti dengan jelas pesanan-pesanan yang ada dalam rencana intervensi keperawatan.
6.      Harus dapat menciptakan adaptasi dengan klien sebagai individu dalam upaya meningkatkan peran serta untuk merawat diri sendiri (Self Care).
7.      Menekankan pada aspek pencegahan dan upaya peningkatan status kesehatan.
8.      Dapat menjaga rasa aman, harga diri dan melindungi klien.
9.      Memberikan pendidikan, dukungan dan bantuan.
10.  Bersifat holistik.
11.  Kerjasama dengan profesi lain.
12.  Melakukan dokumentasi

2.3. Kategori dalam Implementasi Keperawatan
Menurut Craven dan Hirnle (2000) secara garis besar terdapat tiga kategori dari implementasi keperawatan, antara lain:
1.      Cognitive implementations, meliputi pengajaran/ pendidikan, menghubungkan tingkat pengetahuan klien dengan kegiatan hidup sehari-hari, membuat strategi untuk klien dengan disfungsi komunikasi, memberikan umpan balik, mengawasi tim keperawatan, mengawasi penampilan klien dan keluarga, serta menciptakan lingkungan sesuai kebutuhan, dan lain lain.
2.      Interpersonal implementations, meliputi koordinasi kegiatan-kegiatan, meningkatkan pelayanan, menciptakan komunikasi terapeutik, menetapkan jadwal personal, pengungkapan perasaan, memberikan dukungan spiritual, bertindak sebagai advokasi klien, role model, dan lain lain.
3.      Technical implementations, meliputi pemberian perawatan kebersihan kulit, melakukan aktivitas rutin keperawatan, menemukan perubahan dari data dasar klien, mengorganisir respon klien yang abnormal, melakukan tindakan keperawatan mandiri, kolaborasi, dan rujukan, dan lain-lain.
Sedangkan dalam melakukan implementasi keperawatan, perawat dapat melakukannya sesuai dengan rencana keperawatan dan jenis implementasi keperawatan. Dalam pelaksanaannya terdapat tiga jenis implementasi keperawatan, antara lain:
1.      Independent implementations, adalah implementasi yang diprakarsai sendiri oleh perawat untuk membantu klien dalam mengatasi masalahnya sesuai dengan kebutuhan, misalnya: membantu dalam memenuhi activity daily living (ADL), memberikan perawatan diri, mengatur posisi tidur, menciptakan lingkungan yang terapeutik, memberikan dorongan motivasi, pemenuhan kebutuhan psiko-sosio-spiritual, perawatan alat invasive yang dipergunakan klien, melakukan dokumentasi, dan lain-lain.
2.      Interdependen/ Collaborative implementations, adalah tindakan keperawatan atas dasar kerjasama sesama tim keperawatan atau dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter. Contohnya dalam hal pemberian obat oral, obat injeksi, infus, kateter urin, naso gastric tube (NGT), dan lain-lain. Keterkaitan dalam tindakan kerjasama ini misalnya dalam pemberian obat injeksi, jenis obat, dosis, dan efek samping merupakan tanggungjawab dokter tetapi benar obat, ketepatan jadwal pemberian, ketepatan cara pemberian, ketepatan dosis pemberian, dan ketepatan klien, serta respon klien setelah pemberian merupakan tanggung jawab dan menjadi perhatian perawat.
3.      Dependent implementations, adalah tindakan keperawatan atas dasar rujukan dari profesi lain, seperti ahli gizi, physiotherapies, psikolog dan sebagainya, misalnya dalam hal: pemberian nutrisi pada klien sesuai dengan diit yang telah dibuat oleh ahli gizi, latihan fisik (mobilisasi fisik) sesuai dengan anjuran dari bagian fisioterapi.

2.4. Metode Implementasi
1. Membantu dalam aktifitas kehidupan sehari-sehari
Aktifitas kehidupan sehari-hari adalah aktifitas yang biasanya dilakukan dalam sepanjang hari normal: mencakup ambulasi, makan, berpakaian, menyikat gigi, berhias.
2. Konseling
Konseling adalah metoda implementasi yang mebantu klien menggunakan proses pemecahan masalah untuk mengenali dan menangani stres dan yang memudahkan hubungan interpersonal antara klien, keluarganya, dan tim perawatan kesehatan. Ini berjtujuan untuk membantu klien menerima perubahan yang akaan terjadi yang diakibatkan stres berupa dukungan emosional, intelektual, spiritual, dan psikologis.
3. Penyuluhan
Penyuluhan adalah metode implementasi yang digunakan untuk menyajiakn prinnsip , prosedur, dan teknik yang tepat tentang perawatn kesehatan untuk klien dan untuk menginformasikan klien tentang status kesehatannya.
4. Memberikan asuhan keperawatan langsung.
5. Kompensasi untuk reaksi yang merugikan.
6. Tindakan preventif.
7. Teknik tepat dalam memberikan perawatan dan menyiapkan klien untuk prosedur.
8. Tindakan menyelammatkan jiwa.
9. Mencapai tujuan perawatan.
10. Mengawasi dan mengevaluasi kerja dari anggota staf lain
Perawat yang memberikan tugas bertanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap tugas ditugaskan secara sesuai dan diselesaikan sesuai dengan standar keperawatan.

2.5. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
Secara operasional hal-hal yang perlu diperhatikan perawat dalam pelaksanaan implementasi keperawatan adalah:
1.      Pada tahap persiapan.
a.Menggali perasaan, analisis kekuatan dan keterbatasan professional pada diri sendiri.
b.Memahami rencana keperawatan secara baik.
c.Menguasai keterampilan teknis keperawatan.
d.Memahami rasional ilmiah dari tindakan yang akan dilakukan.
e.Mengetahui sumber daya yang diperlukan.
f.Memahami kode etik dan aspek hukum yang berlaku dalam pelayanan keperawatan.
g.Memahami standar praktik klinik keperawatan untuk mengukur keberhasilan.
h.Memahami efek samping dan komplikasi yang mungkin muncul.
i.Penampilan perawat harus menyakinkan.

2.      Pada tahap pelaksanaan.
a.Mengkomunikasikan/ menginformasikan kepada klien tentang keputusan tindakan keperawatan yang akan dilakukan oleh perawat.
b.Beri kesempatan kepada klien untuk mengekspresikan perasaannya terhadap penjelasan yang telah diberikan oleh perawat.
c.Menerapkan pengetahuan intelektual, kemampuan hubungan antar manusia dan kemampuan teknis keperawatan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan yang diberikan oleh perawat.
d.Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pelaksanaan tindakan adalah energi klien, pencegahan kecelakaan dan komplikasi, rasa aman, privacy, kondisi klien, respon klien terhadap tindakan yang telah diberikan.
3.      Pada tahap terminasi.
a.Terus memperhatikan respons klien terhadap tindakan keperawatan yang telah diberikan.
b.Tinjau kemajuan klien dari tindakan keperawatan yang telah diberikan.
c.Rapikan peralatan dan lingkungan klien dan lakukan terminasi.
d.Lakukan pendokumentasian.

2.6. Hal-hal yang Harus Didokumentasikan
Hal-hal yang perlu didokumentasikan pada tahap implementasi
1.      Mencatat waktu dan tanggal pelaksanaan.
2.      Mencatat diagnosa keperawatan nomor berapa yang dilakukan intervensi tersebut
3.      Mencatat semua jenis intervensi keperawatan termasuk hasilnya
Contoh : Mengornpres luka dengan betadin 5 %
Flasil : luka tampak bersih, pus tidak ada, tidak berbau
4.      Berikan tanda tangan dan nama jelas perawat satu tim kesehatan yang telah melakukan intervensi.



2.7. Petunjuk Pendokumentasian Pelaksanaan (Implementasi)
Petunjuk Pendokumentasian Pelaksaaan (Implementasi):
1.      Gunakan ballpoint tertulis jelas, tulis dengan huruf cetak bila tulisan tidak jelas. Bila salah tidak boleh di tipp ex tetapi dicoret saja, dan ditulis kembali diatas atau disamping.
Contoh: RR: 24 kali/menit, Seharusnya RR: 42 kali/menit
RR: 24 kali/menit, RR : 42 kali / menit
2.      Jangan lupa selalu menuliskan waktu, jam pelaksanaan
Contoh 28 Mei 2008, pukul 18.00, memonitor tanda vital
RR : 42 kali/menit
Suhu : 39 C
Nadi : 98 kali/menit
TD :140/90 mmHg
3.      Jangan membiarkan baris kosong, tetapi buatlah garis kesamping untuk mengisi tempat yang tidak digunakan
Contoh: Mengukur suhu klien, hasil: suhu 39 C Hartifah, R.N
4.      Dokumentasikan sesegera mungkin setelah tindakan dilaksanakan guna menghindari kealpaan (lupa)
5.      Gunakan kata kerja aktif, untuk menjelaskan apa yang dikerjakon.
Contoh : Memberikan obat tetes mata
6.      Dokumentasikan bagaimana respon pasien terhadap tindakan yang dilakukan
7.      Dokumentesikan aspek keamanan, kenyamanan dan pengawasan infeksi terhadap klien. Juga tindakan-tindakan invasive harus dicatat.
Contoh : Memberikan kompres betadin pacia lokasi tusukan infus
8.      Dokumentasikan pula modifikasi lingkungan bila itu merupakan bagian dari tindakan keperawatan.
Contoh : Membatasi pengunjung, agar pasien dapat istirahat
9.      Dokumentasikan.persetujuan keluarga untuk prosedur khusus dan tindakan invasif yang mempunyai resiko tambahan.
10.  Dokumentasikan semua informasi yang diberikan dan pendidikan kesehatan yang diberikan.
11.  Dokumentasikan dengan jelas, lengkap, bukan berarti semua kalimat harus ditulis, tetapi kata kata kunci dan simbol¬-simbol / lambang-lambang sudah baku/lazim dapat digunakan
Contoh: IVFD, NGT, dll
12.  Spesifik hindarkan penggunaan kata yang tidak jelas,bila perlu tuliskan ungkapan klien untuk memperjelas maksud.¬
Contoh : Klien nampak cemas (salah), klien tidak dapat tidur, sering menekuk kaki sebelah kanannya dah ia mengatakan "ingin bertemu' suaminya dulu sebelum mati'
13.  Rujuk ke petunjuk, kebijakan dan prosedur rumah sakit untuk penggunaan format

2.8. Tujuan Dokumentasi Pelaksanaan (Implementasi)
Tujuan Dokumentasi Pelaksanaan:
1.      Mengevaluasi kondisi kesehatan pasien dalam periode yang singkat (evaluasi formatif) setelah tindakan dilakukan.
2.      Mengetahui jumlah tenaga/jenis tenaga kesehatan yang terlihat langsung memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.
3.      Mengetahui jenis tindakan keperawatan yang telah diberikan.
4.      Mengetahui pendidikan kesehatan yang telah diberikan.
5.      Dokumentasi legal intervensi keperawatan yang telah diberikan kepada klien dan keluarganya

2.9. Kegunaan Dokumentasi Implementasi
Manfaat Kegunaan Dokumentasi Implementasi:
1. Mengkomunikesikan secara nyata tindakan tindakan yang telah dilakukan untuk klien. 
 Hal ini penting untuk:
a)      Menghindarkan kesalahan kesalahan seperti duplikasi tindakan, yang seharusnya tidak perlu terjadi.
Contoh : Pemberian obat sudah diberikan, tetapi tidak dicatat Sehingga diberikan obat kembali.
b)      Quality Assurance (menjamin mutu ) yang akan menunjukkan apa yang secara nyata telah dilakukan terhadap klien dan bagaimana hubungannya dengan standar yang telah dibuat.
c)      Melihat hubungan respon respon klien dengan tindakan keperawatan yang sudah diberikan (evaluasi klinis)
2. Menjadi dasor penentuan tugas
Sistem klasifikasi klien didasarkan pada dokumentasi tindakan keperawatan yang sudah ada, untuk selanjutnya digunakan dalam menentukan jurnal perawat yang harus bartugas dalam setiap shift jaga.
3. Memperkuat pelayanan keperawatan
Jalan keluar dari tindakan malpraktek tergantung pada dokumen-dokumen yang ada.
a)      Dokumen tentang kondisi klien
b)      Segala sesuatu yang telah dilakukan untuk klien.
c)      Kejadian kejadian atau kondisi klien sebelum dilakukan tindakan
4. Menjadi dasar perencanaan anggaran pembelanjaan
Dokumen tentang penggunaan alat alat dan bahan bahan akan membantu perhitungan anggaran biaya suatu rumah sakit
Catatan Keperawatan:
·         Gunakan tinta yang jelas, menulis dengan huruf cetak / bila tulisan tidak jelas
·         Menulis pada catatan sesegera mungkin setelah memberikan askep
·         Menulis dengan sebenarnya : bagaimana kapan, dimana kegiatan dilakukan
·         Selalu membuat nama jelas dan paraf
·         Catatan meliputi :
1.      Pengkajian
2.      Intervensi → aktivitas
3.      Evaluasi → respon





BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dokumentasi yang baik mencerminkan tidak hanya kualitas perawatan tetapi juga membuktikan pertanggunggugatan setiap anggota tim perawatan dalam memberikan perawatan. Perawat mendokumentasikannya perlu ditekankan pada penulisannya, untuk menghindari salah persepsi dan kejelasan dalam menyusun tindakan perawatan lebih lanjut.

3.2 Saran
a.       Seluruh perawat agar meningkatkan pemahamannya terhadap berbagai cara pendokumentasian implementasi keperawatan sehingga dapat dikembangkan dalam tatanan layanan keperawatan.
b.      Diharapkan agar perawat bisa menindak lanjuti pendokumentasian tersebut melalui kegiatan asuhan keperawatan sebagai dasar untuk pengembangan kedisiplinan di Lingkungan Rumah Sakit dalam ruang lingkup keperawatan.







DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2001. Proses & Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik. Jakarta: Salemba Medika
Potter, Patricia A. dan Anne Griffin Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC
<http://blog.ilmukeperawatan.com/implementasi-keperawatan.html> [diakses 16 Oktober 2012]
Ali, Zaidin. 2001. Dasar – Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta : Widya Medika