MENDOKUMENTASIKAN
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Disusun
Oleh :
KELOMPOK
4
KHAIRUL
MUFTI (
111.0701.006 )
EKA
SUGANDI (
111.0701.009 )
SUDARMANSYAH ( 111.0701.023
)
ANDES
BASAULI SIMBOLON (
111.0701.030 )
DIII
KEPERAWATAN
UNIVERSITAS
PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
T.A 2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah_Nya
serta memberikan perlindungan dan kesehatan sehingga penyusun dapat menyusun
makalah dengan judul ” Mendokumentasikan Implementasi
Keperawatan”. Dimana makalah ini sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi tugas modul Dokumentasi Keperawatan.
Penyusun
menyadari sepenuhnya bahwa selama penyusunan makalah ini penyusun
banyak menemui kesulitan dikarenakan
keterbatasan referensi dan keterbatasan penyusun sendiri. Dengan
adanya kendala dan keterbatasan yang dimiliki penyusun, maka penyusun berusaha
semaksimal mungkin untuk menyusun makalah dengan sebaik-baiknya.
Dalam
kesempatan ini tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, yaitu :
ü
Dose pembimbing Dokumentasi Keperawatan.
ü
Teman-teman kelompok 4.
Sebagai
manusia, penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak demi perbaikan yang lebih baik dimasa yang akan datang.
Akhirnya,
semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya, Terima Kasih.
Jakarta,
23 Oktober 2012
Penyusun,
(
Kelompok 4 )
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………………………………… ii
DAFTAR
ISI…………………………………………………………………………… iii
BAB
I : PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang……………………………………………………… 1
1.2. Tujuan Penulisan…………………………………………………… 1
1.3. Manfaat Penulisan………………………………………………….. 2
1.4. Sistematika Penulisan………………………………………………. 2
BAB II : PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Dokumentasi Keperawatan Tahap Implementasi……… 4
2.2. Pedoman Dalam
Melaksanakan Implementasi Keperawatan……… 5
2.3. Kategori Dalam
Implementasi Keperawatan………………………. 5
2.4. Metode
Implementasi………………………………………………. 6
2.5. Hal-Hal Yang Perlu
Diperhatikan………………………………….. 7
2.6.
Hal-Hal yang Harus Didokumentasikan…………………………… 8
2.7. Petunjuk
Pendokumentasian Pelaksanaan (Implementasi)………. 9
2.8. Tujuan
Dokumentasi Pelaksanaan (Implementasi)……………….. 10
2.9. Kegunaan Dokumentasi
Implementasi……………………………... 10
BAB III :
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan…………………………………………………………. 12
3.2.
Saran………………………………………………………………… 12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………. 13
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Proses keperawatan sebagai alat bagi perawat
untuk melaksanakan asuhan keperawatan yang dilakukan pada pasien memiliki arti
penting bagi kedua belah pihak yaitu perawat dan klien. Sebagai seorang perawat
proses keperawatan dapat digunakan sebagai pedoman dalam pemecahan masalah
klien, dapat menunjukkan profesi yang memiliki profesionalitas yang tinggi,
serta dapat memberikan kebebasan kepada klien untuk mendapatkan pelayanan yang
cukup sesuai dengan kebutuhannya, sehingga dapat dirasakan manfaatnya baik dari
perawat maupun klien, manfaat tersebut antara lain dapat meningkatkan
kemandirian pada perawat dalam melaksanakan tugasnya karena didalam proses
keperawatan terdapat metode ilmiah keperawatan yang berupa langkah-langkah
proses keperawatan, akan dapat meningkatkan kepercayaan diri perawat dalam
melaksanakan tugas, karena klien akan merasakan kepuasan setelah dilakukan
asuhan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan, akan dapat selalu
meningkatkan kemampuan intelektual dan teknikal dalam tindakan keperawatan
karena melalui proses keperawatan dituntut mampu memecahkan masalah yang baru
sesuai dengan masalah yang dialami klien, sehingga akan timbul perasaan akan
kepuasan kerja.
Dengan proses keperawatan, rasa tanggung jawab
dan tanggung gugat bagi perawat itu dapat dimiliki dan dapat digunakan dalam
tindakan-tindakan yang merugikan atau menghindari tindakan yang legal. Semua
tatanan perawatan kesehatan secara hukum perlu mencatat observasi keperawatan,
perawatan yang diberikan, dan respons pasien.
Berfungsi sebagai alat komunikasi dan sumber
untuk membantu dalam menentukan keefektifan perawatan dan untuk membantu
menyusun prioritas keperawatan berkesinambungan.
1.2. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
1.
Menjamin
asuhan keperawatan secara optimal.
2.
Meningkatkan
kualitas asuhan keperawatan.
Tujuan Khusus
1.
Mengakhiri
rencana tindakan keperawatan.
2.
Menyatakan
apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum.
3.
Memodifikasi
rencana tindakan keperawatan.
4.
Meneruskan
rencana tindakan keperawatan.
5.
Dapat
menentukan penyebab apabila tujuan asuhan keperawatan belum tercapai.
1.3. Manfaat Penulisan
1. Untuk menentukan perkembangan kesehatan klien.
2. Untuk menilai efektifitas, efisiensi dan produktifitas asuhan
keperawatan yang diberikan.
3. Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan.
4. Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun siklus baru
dalam proses keperawatan.
5. Menunjang tanggung gugat dan tanggung jawab dalam pelaksanaan
keperawatan
1.4.
Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan Penulisan
1.3. Manfaat Penulisan
1.4. Sistematika Penulisan
BAB II : Pembahasan
2.1.Pengertian
Dokumentasi Keperawatan Tahap
Implementasi
2.2. Pedoman dalam Melaksanakan Implementasi Keperawatan
2.3. Kategori dalam Implementasi Keperawatan
2.4. Metode Implementasi
2.5. Hal-hal yang perlu diperhatikan
2.6. Hal-hal yang harus
didokumentasikan
2.7. Petunjuk Pendokumentasian Pelaksanaan
(Implementasi)
2.8. Tujuan Dokumentasi Pelaksanaan (Implementasi)
2.9. Kegunaan dokumentasi implementasi
BAB III : Penutup
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Dokumentasi Keperawatan
Tahap Implementasi
Dokumentasi
penting dalam perawatan kesehatan sekarang ini. Dokumentasi didefinisikan
sebagai segala sesuatu yang tertulis atau tercetak yang dapat diandalkan
sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang. Catatan medis harus
mendeskripsikan tentang status dan kebutuhan klien yang komprehensif, juga
layanan yang diberikan untuk perawatan klien. Dokumentasi yang baik
mencerminkan tidak hanya kualitas perawatan tetapi juga membuktikan
pertanggunggugatan setiap anggota tim perawatan dalam memberikan perawatan.
Implementasi
merupakan komponen dari proses keperawatan, adalah kategori dari perilaku
keperawatan di mana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil
yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan.
Implementasi mencakup melakukan, membantu, atau mengarahkan kinerja aktivitas
kehidupan sehari-hari, memberikan arahan perawatan untuk mencapai tujuan yang
berpusat pada klien, menyelia dan mengevaluasi kerja anggota staf, dan mencacat
serta melakukan pertukaran informasi yang relevan dengan perawatan kesehatan
berkelanjutan dari klien.
Implementasi
keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan
yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon,
1994, dalam Potter & Perry, 1997).
Ukuran
intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien terkait dengan dukungan,
pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan untuk
klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang muncul
dikemudian hari. Untuk kesuksesan pelaksanaan implementasi keperawatan agar
sesuai dengan rencana keperawatan, perawat harus mempunyai kemampuan kognitif
(intelektual), kemampuan dalam hubungan interpersonal, dan keterampilan dalam
melakukan tindakan. Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada
kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan,
strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi. (Kozier et al.,
1995).
Implementasi
merupakan pelaksanaan dari rencana intervensi keperawatan. Komponen yang ada
pada format dokumentasi implementasi pada pemenuhan kebutuhan keselamatan dan
keamanan :
a.
Nama pasien, umur.
b.
Ruangan, kamar, bed.
c.
Nomor registrasi, nomor rekam medik.
d.
Hari, tanggal , dan waktu.
e.
Nomor diagnosa.
f.
Tindakan keperawatan dan hasil, respon
klien.
g.
Paraf dan nama jelas perawat.
2.2. Pedoman dalam
Melaksanakan Implementasi Keperawatan
Beberapa
pedoman dalam pelaksanaan implementasi keperawatan (Kozier et al,. 1995) adalah
sebagai berikut:
1.
Berdasarkan respons klien.
2.
Berdasarkan ilmu pengetahuan, hasil
penelitian keperawatan, standar pelayanan professional, hukum dan kode etik
keperawatan.
3.
Berdasarkan penggunaan sumber-sumber
yang tersedia.
4.
Sesuai dengan tanggung jawab dan
tanggung gugat profesi keperawatan.
5.
Mengerti dengan jelas pesanan-pesanan
yang ada dalam rencana intervensi keperawatan.
6.
Harus dapat menciptakan adaptasi dengan
klien sebagai individu dalam upaya meningkatkan peran serta untuk merawat diri
sendiri (Self Care).
7.
Menekankan pada aspek pencegahan dan
upaya peningkatan status kesehatan.
8.
Dapat menjaga rasa aman, harga diri dan
melindungi klien.
9.
Memberikan pendidikan, dukungan dan
bantuan.
10.
Bersifat holistik.
11.
Kerjasama dengan profesi lain.
12.
Melakukan dokumentasi
2.3. Kategori dalam Implementasi Keperawatan
Menurut
Craven dan Hirnle (2000) secara garis besar terdapat tiga kategori dari
implementasi keperawatan, antara lain:
1.
Cognitive implementations, meliputi
pengajaran/ pendidikan, menghubungkan tingkat pengetahuan klien dengan kegiatan
hidup sehari-hari, membuat strategi untuk klien dengan disfungsi komunikasi,
memberikan umpan balik, mengawasi tim keperawatan, mengawasi penampilan klien
dan keluarga, serta menciptakan lingkungan sesuai kebutuhan, dan lain lain.
2.
Interpersonal implementations, meliputi
koordinasi kegiatan-kegiatan, meningkatkan pelayanan, menciptakan komunikasi
terapeutik, menetapkan jadwal personal, pengungkapan perasaan, memberikan
dukungan spiritual, bertindak sebagai advokasi klien, role model, dan lain
lain.
3.
Technical implementations, meliputi
pemberian perawatan kebersihan kulit, melakukan aktivitas rutin keperawatan,
menemukan perubahan dari data dasar klien, mengorganisir respon klien yang
abnormal, melakukan tindakan keperawatan mandiri, kolaborasi, dan rujukan, dan
lain-lain.
Sedangkan
dalam melakukan implementasi keperawatan, perawat dapat melakukannya sesuai
dengan rencana keperawatan dan jenis implementasi keperawatan. Dalam
pelaksanaannya terdapat tiga jenis implementasi keperawatan, antara lain:
1.
Independent implementations, adalah
implementasi yang diprakarsai sendiri oleh perawat untuk membantu klien dalam
mengatasi masalahnya sesuai dengan kebutuhan, misalnya: membantu dalam memenuhi
activity daily living (ADL), memberikan perawatan diri, mengatur posisi tidur,
menciptakan lingkungan yang terapeutik, memberikan dorongan motivasi, pemenuhan
kebutuhan psiko-sosio-spiritual, perawatan alat invasive yang dipergunakan
klien, melakukan dokumentasi, dan lain-lain.
2.
Interdependen/ Collaborative
implementations, adalah tindakan keperawatan atas dasar kerjasama sesama tim
keperawatan atau dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter. Contohnya dalam
hal pemberian obat oral, obat injeksi, infus, kateter urin, naso gastric tube
(NGT), dan lain-lain. Keterkaitan dalam tindakan kerjasama ini misalnya dalam
pemberian obat injeksi, jenis obat, dosis, dan efek samping merupakan
tanggungjawab dokter tetapi benar obat, ketepatan jadwal pemberian, ketepatan
cara pemberian, ketepatan dosis pemberian, dan ketepatan klien, serta respon
klien setelah pemberian merupakan tanggung jawab dan menjadi perhatian perawat.
3.
Dependent implementations, adalah
tindakan keperawatan atas dasar rujukan dari profesi lain, seperti ahli gizi,
physiotherapies, psikolog dan sebagainya, misalnya dalam hal: pemberian nutrisi
pada klien sesuai dengan diit yang telah dibuat oleh ahli gizi, latihan fisik
(mobilisasi fisik) sesuai dengan anjuran dari bagian fisioterapi.
2.4. Metode Implementasi
1. Membantu dalam
aktifitas kehidupan sehari-sehari
Aktifitas
kehidupan sehari-hari adalah aktifitas yang biasanya dilakukan dalam sepanjang
hari normal: mencakup ambulasi, makan, berpakaian, menyikat gigi, berhias.
2. Konseling
Konseling
adalah metoda implementasi yang mebantu klien menggunakan proses pemecahan
masalah untuk mengenali dan menangani stres dan yang memudahkan hubungan
interpersonal antara klien, keluarganya, dan tim perawatan kesehatan. Ini berjtujuan
untuk membantu klien menerima perubahan yang akaan terjadi yang diakibatkan
stres berupa dukungan emosional, intelektual, spiritual, dan psikologis.
3. Penyuluhan
Penyuluhan
adalah metode implementasi yang digunakan untuk menyajiakn prinnsip , prosedur,
dan teknik yang tepat tentang perawatn kesehatan untuk klien dan untuk
menginformasikan klien tentang status kesehatannya.
4. Memberikan asuhan
keperawatan langsung.
5. Kompensasi untuk
reaksi yang merugikan.
6. Tindakan preventif.
7. Teknik tepat dalam
memberikan perawatan dan menyiapkan klien untuk prosedur.
8. Tindakan
menyelammatkan jiwa.
9. Mencapai tujuan
perawatan.
10. Mengawasi dan
mengevaluasi kerja dari anggota staf lain
Perawat yang memberikan
tugas bertanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap tugas ditugaskan secara
sesuai dan diselesaikan sesuai dengan standar keperawatan.
2.5. Hal-hal yang Perlu
Diperhatikan
Secara operasional
hal-hal yang perlu diperhatikan perawat dalam pelaksanaan implementasi
keperawatan adalah:
1.
Pada tahap persiapan.
a.Menggali perasaan,
analisis kekuatan dan keterbatasan professional pada diri sendiri.
b.Memahami rencana
keperawatan secara baik.
c.Menguasai
keterampilan teknis keperawatan.
d.Memahami rasional
ilmiah dari tindakan yang akan dilakukan.
e.Mengetahui sumber
daya yang diperlukan.
f.Memahami kode etik
dan aspek hukum yang berlaku dalam pelayanan keperawatan.
g.Memahami standar
praktik klinik keperawatan untuk mengukur keberhasilan.
h.Memahami efek samping
dan komplikasi yang mungkin muncul.
i.Penampilan perawat
harus menyakinkan.
2.
Pada tahap pelaksanaan.
a.Mengkomunikasikan/
menginformasikan kepada klien tentang keputusan tindakan keperawatan yang akan
dilakukan oleh perawat.
b.Beri kesempatan
kepada klien untuk mengekspresikan perasaannya terhadap penjelasan yang telah
diberikan oleh perawat.
c.Menerapkan
pengetahuan intelektual, kemampuan hubungan antar manusia dan kemampuan teknis
keperawatan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan yang diberikan oleh perawat.
d.Hal-hal yang perlu
diperhatikan pada saat pelaksanaan tindakan adalah energi klien, pencegahan
kecelakaan dan komplikasi, rasa aman, privacy, kondisi klien, respon klien
terhadap tindakan yang telah diberikan.
3.
Pada tahap terminasi.
a.Terus memperhatikan
respons klien terhadap tindakan keperawatan yang telah diberikan.
b.Tinjau kemajuan klien
dari tindakan keperawatan yang telah diberikan.
c.Rapikan peralatan dan
lingkungan klien dan lakukan terminasi.
d.Lakukan
pendokumentasian.
2.6. Hal-hal yang Harus
Didokumentasikan
Hal-hal yang perlu
didokumentasikan pada tahap implementasi
1.
Mencatat waktu dan tanggal pelaksanaan.
2.
Mencatat diagnosa keperawatan nomor
berapa yang dilakukan intervensi tersebut
3.
Mencatat semua jenis intervensi
keperawatan termasuk hasilnya
Contoh
: Mengornpres luka dengan betadin 5 %
Flasil
: luka tampak bersih, pus tidak ada, tidak berbau
4.
Berikan tanda tangan dan nama jelas
perawat satu tim kesehatan yang telah melakukan intervensi.
2.7. Petunjuk
Pendokumentasian Pelaksanaan (Implementasi)
Petunjuk
Pendokumentasian Pelaksaaan (Implementasi):
1.
Gunakan ballpoint tertulis jelas, tulis
dengan huruf cetak bila tulisan tidak jelas. Bila salah tidak boleh di tipp ex
tetapi dicoret saja, dan ditulis kembali diatas atau disamping.
Contoh:
RR: 24 kali/menit, Seharusnya RR: 42 kali/menit
RR:
24 kali/menit, RR : 42 kali / menit
2.
Jangan lupa selalu menuliskan waktu, jam
pelaksanaan
Contoh
28 Mei 2008, pukul 18.00, memonitor tanda vital
RR
: 42 kali/menit
Suhu
: 39 C
Nadi
: 98 kali/menit
TD
:140/90 mmHg
3.
Jangan membiarkan baris kosong, tetapi
buatlah garis kesamping untuk mengisi tempat yang tidak digunakan
Contoh:
Mengukur suhu klien, hasil: suhu 39 C Hartifah, R.N
4.
Dokumentasikan sesegera mungkin setelah
tindakan dilaksanakan guna menghindari kealpaan (lupa)
5.
Gunakan kata kerja aktif, untuk
menjelaskan apa yang dikerjakon.
Contoh
: Memberikan obat tetes mata
6.
Dokumentasikan bagaimana respon pasien
terhadap tindakan yang dilakukan
7.
Dokumentesikan aspek keamanan,
kenyamanan dan pengawasan infeksi terhadap klien. Juga tindakan-tindakan
invasive harus dicatat.
Contoh
: Memberikan kompres betadin pacia lokasi tusukan infus
8.
Dokumentasikan pula modifikasi
lingkungan bila itu merupakan bagian dari tindakan keperawatan.
Contoh
: Membatasi pengunjung, agar pasien dapat istirahat
9.
Dokumentasikan.persetujuan keluarga
untuk prosedur khusus dan tindakan invasif yang mempunyai resiko tambahan.
10.
Dokumentasikan semua informasi yang
diberikan dan pendidikan kesehatan yang diberikan.
11.
Dokumentasikan dengan jelas, lengkap,
bukan berarti semua kalimat harus ditulis, tetapi kata kata kunci dan
simbol¬-simbol / lambang-lambang sudah baku/lazim dapat digunakan
Contoh:
IVFD, NGT, dll
12.
Spesifik hindarkan penggunaan kata yang
tidak jelas,bila perlu tuliskan ungkapan klien untuk memperjelas maksud.¬
Contoh
: Klien nampak cemas (salah), klien tidak dapat tidur, sering menekuk kaki
sebelah kanannya dah ia mengatakan "ingin bertemu' suaminya dulu sebelum
mati'
13.
Rujuk ke petunjuk, kebijakan dan
prosedur rumah sakit untuk penggunaan format
2.8. Tujuan Dokumentasi
Pelaksanaan (Implementasi)
Tujuan Dokumentasi
Pelaksanaan:
1.
Mengevaluasi kondisi kesehatan pasien
dalam periode yang singkat (evaluasi formatif) setelah tindakan dilakukan.
2.
Mengetahui jumlah tenaga/jenis tenaga
kesehatan yang terlihat langsung memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.
3.
Mengetahui jenis tindakan keperawatan
yang telah diberikan.
4.
Mengetahui pendidikan kesehatan yang
telah diberikan.
5.
Dokumentasi legal intervensi keperawatan
yang telah diberikan kepada klien dan keluarganya
2.9. Kegunaan
Dokumentasi Implementasi
Manfaat Kegunaan
Dokumentasi Implementasi:
1.
Mengkomunikesikan secara nyata tindakan tindakan yang telah dilakukan untuk
klien.
Hal ini penting
untuk:
a)
Menghindarkan kesalahan kesalahan
seperti duplikasi tindakan, yang seharusnya tidak perlu terjadi.
Contoh
: Pemberian obat sudah diberikan, tetapi tidak dicatat Sehingga diberikan obat
kembali.
b)
Quality Assurance (menjamin mutu ) yang
akan menunjukkan apa yang secara nyata telah dilakukan terhadap klien dan
bagaimana hubungannya dengan standar yang telah dibuat.
c)
Melihat hubungan respon respon klien
dengan tindakan keperawatan yang sudah diberikan (evaluasi klinis)
2.
Menjadi dasor penentuan tugas
Sistem klasifikasi
klien didasarkan pada dokumentasi tindakan keperawatan yang sudah ada, untuk
selanjutnya digunakan dalam menentukan jurnal perawat yang harus bartugas dalam
setiap shift jaga.
3.
Memperkuat pelayanan keperawatan
Jalan keluar dari
tindakan malpraktek tergantung pada dokumen-dokumen yang ada.
a)
Dokumen tentang kondisi klien
b)
Segala sesuatu yang telah dilakukan
untuk klien.
c)
Kejadian kejadian atau kondisi klien
sebelum dilakukan tindakan
4.
Menjadi dasar perencanaan anggaran pembelanjaan
Dokumen tentang
penggunaan alat alat dan bahan bahan akan membantu perhitungan anggaran biaya
suatu rumah sakit
Catatan Keperawatan:
·
Gunakan tinta yang jelas, menulis dengan
huruf cetak / bila tulisan tidak jelas
·
Menulis pada catatan sesegera mungkin
setelah memberikan askep
·
Menulis dengan sebenarnya : bagaimana
kapan, dimana kegiatan dilakukan
·
Selalu membuat nama jelas dan paraf
·
Catatan meliputi :
1. Pengkajian
2. Intervensi
→ aktivitas
3. Evaluasi
→ respon
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dokumentasi yang baik
mencerminkan tidak hanya kualitas perawatan tetapi juga membuktikan
pertanggunggugatan setiap anggota tim perawatan dalam memberikan perawatan.
Perawat mendokumentasikannya perlu ditekankan pada penulisannya, untuk
menghindari salah persepsi dan kejelasan dalam menyusun tindakan perawatan
lebih lanjut.
3.2 Saran
a.
Seluruh perawat agar meningkatkan
pemahamannya terhadap berbagai cara pendokumentasian implementasi keperawatan
sehingga dapat dikembangkan dalam tatanan layanan keperawatan.
b.
Diharapkan agar perawat bisa menindak lanjuti
pendokumentasian tersebut melalui kegiatan asuhan keperawatan sebagai dasar
untuk pengembangan kedisiplinan di Lingkungan Rumah Sakit dalam ruang lingkup
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam. 2001. Proses
& Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik. Jakarta: Salemba Medika
Potter, Patricia A. dan
Anne Griffin Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
dan Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC
<http://blog.ilmukeperawatan.com/implementasi-keperawatan.html>
[diakses 16 Oktober 2012]
Ali,
Zaidin. 2001. Dasar – Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta : Widya Medika